Yuk, Nyobain Sate Bebek Khas Tambak!


Saya termasuk orang yang berprisip bahwa manusia harus sering-sering mendorong dirinya keluar dari zona nyaman. Termasuk juga untuk masalah 'sepele' seperti makan. Makanya, salah satu tujuan saya traveling adalah rutin nyobain makanan yang asing buat lidah orang Kalimantan. 

Kemarin, saya jalan bareng ibu kost kece. Melewati Jalan Nasional III yang bersejarah, sawah yang terendam banjir akibat hujan berhari-hari, dan Kecamatan Tambak yang merupakan perbatasan antara Kebumen dan Banyumas. Warung Sate Bebek yang berjejer di sepanjang jalan Kecamatan Tambak sukses menarik perhatian saya. Maklum, selama ini saya lebih familiar dengan menu bebek goreng atau bebek bakar. 

Ternyata, sate bebek memang khasnya Kecamatan Tambak. Sepuluh tusuk yang disajikan dalam setiap porsi tidak semuanya adalah sate bebek, tapi juga campuran dari sate mentok. Bebek dan mentok yang digunakan berumur setengah tahun, supaya dagingnya tidak terlalu liat. Pecinta manis dan pedas tidak perlu bingung, karena disediakan bumbu kacang manis dan bumbu kecap plus rajangan cabe yang bisa muasin masing-masing selera. 

Sate bebek disajikan dengan irisan tomat dan timun segar, nasi hangat serta gule bebek. Menurut saya, menambahkan menu gule bebek adalah trik cerdas penjual. Mereka bisa memanfaatkan tulang-tulang bebek yang tidak terpakai untuk sate, sekaligus menambah pemasukan. Soal harga? untuk dua porsi sate bebek plus nasi, satu gule bebek, dan dua minuman hangat saya hanya perlu membayar lima puluh lima ribu! Yakin ga pengen nyoba?