Solo Bikepacking JLS Jawa : Sayonara Game
Tadinya saya percaya alasan saya bisa cepat move on adalah karena saya tak punya ketergantungan emosi. Tidak pada orang, tempat, apalagi sekedar barang. Tentu ada barang yang saya jaga baik-baik: seperti kamera yang enggan saya pinjamkan dan satu dua buku yang tak akan saya donasikan. Pun punya tempat spesial, kota-kota yang menjadi akar eksistensi diri. Pastinya pula, diantara sekian banyak manusia yang berpapasan takdir, ada beberapa yang menempati tempat istimewa di hati. Orang-orang yang berkat mereka hidup terasa lebih berarti. Tapi selama ini saya tak menjadikan semua itu alasan untuk tak pergi.
Sekarang pun saya masih berpikir bahwa barang -meski berharga- tetaplah barang. Saya hidup bukan untuk mengoleksinya. Prinsip saya juga tak berubah: meninggalkan suatu kota bukan berarti saya melupakan. Namun sekarang saya berpikir tentang relasi dengan manusia lain. Apakah saya pergi karena biasa meninggalkan atau justru karena takut ditinggalkan?
Bermula dari kedatangan dua teman baik saya ke Tulungagung. Beberapa hari kami mengeksplore sudut-sudut Kota Marmer bersama. Perjalanan saya yang biasa sunyi senyap jadi rame. Saya senang, tak lagi ditanyai, "kok jalan sendiri aja mbak?" Tapi sang waktu, meski tlah tua dan ringkih tetap tak terkalahkan. Tiba saatnya untuk berpisah, lagi. Ironisnya, it feels so damn hurt! Padahal saya kuat-kuat saja ketika saya yang berpamitan meninggalkan Malang. Ada rasa kosong yang sulit dijelaskan ketika mereka pergi. Ah, jadi begini rasanya ditinggalkan.
Kepergian mereka seperti membuka kotak hitam. Mengingatkan saya pada seorang bocah yang terpisah dari ibunya, saat ia masih terlalu muda untuk bisa memahami mengapa. Lalu diusir ibu tiri, hingga berakhir 'dititipkan' bapaknya ke satu kerabat ke kerabat lain. Si bocah melewati hari demi hari bertanya-tanya sendiri. Mengapa ia ditinggal seperti barang yang terlupa? akankah ia dijemput kembali? kapan? Banyak yang bilang bocah bodoh itu kini tumbuh jadi perempuan pemberani. In fact, she is just a scaredy cat who keeps saying 'sayonara' because she knows... it's so hard to be the one who stays.