Solo Bikepacking JLS Jawa : Jalan Sehat ke Pantai Kecoa


Yang bilang piknik ke pantai itu ga perlu perjuangan mungkin belum pernah ke Pantai Coro Tulungagung. Pasalnya untuk sampai ke pantai yang konon dinamakan Coro (bahasa Jawanya kecoa) karena dulu banyak kecoanya ini, kamu harus jalan kaki sejauh kurang lebih dua kilometer. Medannya cukuplah untuk bikin anak kota -yang ke depan gang aja pake motor- keringetan. Sebenarnya ada jalur motor yang bisa dilewati sampai ke loket tiket masuk yang berada kurang dari separuh perjalanan menuju Pantai Coro. Namun di musim penghujan, jalan tanahnya sangat sulit dilewati. 

Telah dikenal masyarakat sekitar sejak tahun 1972, pantai ini baru resmi menjadi tempat wisata tiga tahun lalu. Awalnya berada satu payung pengelolaan dengan Pantai Popoh, namun sejak tiga bulan yang lalu pantai ini dikelola oleh masyarakat desa dibantu Perhutani. Makanya sekarang mereka punya loket tiket masuk sendiri yang mematok tiket lima ribu rupiah perorang. Kabar baiknya, jalan mandiri milik Pantai Coro sudah mulai diukur. Jika jalan yang dijadwalkan rampung tahun depan ini beres, pengunjung bisa parkir tepat di pantainya. 

Pantai ini juga merupakan akses menuju Tebing Banyu Mulok. Banyu Mulok sendiri berarti 'air yang naik'. Di Tebing ini kamu akan disuguhkan pemandangan air laut yang menghantam dinding tebing, yang saking kerasnya hantaman ini airnya sampai naik ke atas. Ingat untuk tak lengah ketika di tebing dan saat bermain air di Pantai Coro mengingat ombaknya cukup besar. 

Tak perlu kuatir meski datang ke sini tanpa bekal. Soalnya pantai ini fasilitasnya cukup lengkap. Penitipan sepeda motor berjajar, warung makanan minuman dan kamar mandi banyak. Jika ingin sholat sebelum pulang, mushola yang berada di Padhepokan Retjo Sewu bisa kamu gunakan, sekalian narsis dulu sama seribu arca penjaga Retjo Pentung.

Ps. Sekarang kecoanya udah ga ada kok, no worries.















Terpopuler Minggu Ini