30 Hari 30 Cafe : Logo Board Games and Cafe

Project 30 hari 30 cafe bikin saya sedikit bernostalgia dengan masa sekolah. Atau lebih tepatnya lagi masa-masa di mana kita mesti ngerjain PR. Dalam project ini, saya punya PR satu postingan perhari. Sayangnya ini bukan jenis PR yang bisa saya selesaikan dengan datang awal lalu nodong contekan dari teman yang udah ngerjain.

Setiap hari kerja, saya punya aturan untuk nggak liat facebook sebelum jam enam sore. Jadi dulu biasanya saya ngabisin waktu selepas magrib sampai menjelang tidur dengan menebus kekudetan saya seharian tadi. Semua berubah sejak project ini menyerang. Saya baru pulang ngafe sekitar jam sembilan malam. Mulai menyeleksi file foto jam setengah sepuluh, menulis sebelum jam sebelas. Posting di blog, lanjut proofreading, baru akhirnya posting di facebook. Selesai kurang lebih sekitar jam setengah dua belas malam. Saya baru tau ternyata nongkrong aja bisa bikin secapek ini.

Capek memang. Tapi seperti kata peribahasa yang diajarin pas kita SMP : sekali layar terkembang, surut kita berpantang! Ga mungkin saya nyerah sebelum 30 hari, walaupun hujan, bokek, males, capek pegel linu, sampe masuk angin jadi rintangan. Dengan ngesot-ngesot sampailah saya di hari kedua puluh tiga, tinggal seminggu lagi. Akhirnya. 

Melihat ke belakang, saya sadar banget kalau project ini menunjukan kelemahan sekaligus sesuatu yang berpotensi untuk jadi kekuatan saya. Seperti kata seorang teman saya yang juga seorang blogger: setiap orang punya sisi perfectionisnya sendiri-sendiri. Meski kami berdua menulis review untuk tempat yang sama, bahkan datang ke tempat itu di waktu yang sama, jelas kelihatan kalau titik fokus kami berbeda. Saya tak bisa menulis review detail nan informatif yang enak dibaca seperti teman saya itu. Tapi saya memberikan perhatian lebih pada foto yang ditampilkan, sementara reviewnya, cukuplah nyempil di penghujung. Seperti buat Logo Board Games & Cafe ini : cafenya para mahasiswa, deket kampus, murah tapi berisik.

Terpopuler Minggu Ini