Saya yang belum nikah, kok situ yang resah?


Ada yg nanya kapan nikah? Tips #1 pura-pura mati aja

Saya gagal paham tiap dengar istilah 'telat nikah'. Bukannya telat itu artinya adalah lewat dari waktu yang ditetapkan? Rasanya sih, mayoritas dari jutaan orang yang dicap telat nikah -termasuk saya- tidak pernah teken kontrak untuk menikah di umur sekian, trus kok dibilang terlambat? Dan setahu saya (koreksi jika salah) di kitab agama manapun tidak diberikan deadline kapan persisnya seseorang harus menikah. Kalau Yang Maha Bijak sendiri tak menentukan, kok situ yang manusia sok kuasa?  

Tips #2 Kirim foto koleksimu, tulis "pisaunya tajam loh, loe mau coba?"

Memang, ada umur ideal untuk menikah, dengan pertimbangan masalah anak dan sebagainya. Saya sendiri setuju jika seseorang sudah cukup umurnya, memiliki calon pasangan, dan siap lahir batin, maka baiknya segera menikah. Menghindari dosa dan menyempurnakan agama.  Masalahnya, kalau memang belum ketemu jodoh harus ya dipaksakan? Mau nikah sama siapa? Apa asal seret aja ke KUA? Yang penting bisa foto pegang buku nikah sambil nyengir kuda. Sebulan kemudian nyumpekin beranda temannya dengan status ala-ala SHITnetron. Ugh, i don't want to live like that.
Tips #3 Masukin orangnya ke sumur tua

Saya menulis ini dari kacamata pribadi. Sekedar beropini, bukan ngajak debat, apalagi gelut. Saya paham manusia punya cara pandang masing-masing. Tapi buat saya, tujuan utama dari segala yang saya lakukan dalam hidup adalah berbahagia. Begitu juga dengan nikah. Saya ga mau nikah karena terdesak umur, tuntutan keluarga, kesepian, takut ga ada yang ngurus pas tua, apalagi karena omongan nyinyir orang-orang ga penting yang tak berkontribusi apa-apa dalam hidup saya. Saya ingin nikah karena saya memang mau menghabiskan hidup dengan dia. Itu kalau nemu.
Tips #4 Tu orang masih balik lagi? Lempar ke Lahor dan biarkan mengalir sampai jauh

Tidak sekarang, tidak nanti, saya tak takut sepi. Saya pun ga merasa perlu menemukan someone special baru saya merasa lengkap. I am already complete in my own way. Soal keturunan, saya tak mau menjadikan anak sebagai alasan untuk tergesa. Call me simple minded, di pikiran saya, jika saya memilih calon bapak yang salah, saya bukan cuma mengacaukan hidup saya tapi juga menyusahkan calon anak saya nanti. Dan saya ga mau itu. Kalau kamu bilang, "ah paling nanti kamu berubah pikiran, percaya deh sama aku". Oh, saya mesti percaya sama situ, emang ini hidup saya apa hidup kamu? 
Tips #5 Unggah foto gokil ala prewed sama temen sesama jenis,  captionnya : udah ya, jangan tanya-tanya lagi

Nikah itu bukan balapan. Kamu mau duluan ya monggo. Kamu bahagia sama rumah tanggamu, ya udah nikmatin aja, jangan nyinyir sama yang belum. Saya loh ga ngurus kamu, ngapain kamu ngurusin saya? Orang saya ga mau kurus. Satu lagi ya, kalau nanya ke orang berumur: "kapan mati?" itu kurang ajar, harusnya nanya ke orang single: "kapan nikah?" juga dikategorikan ga sopan. Secara yang satu belum sampai ajalnya, satunya belum sampai jodohnya. Nanya aja terus, lama-lama pengen tak tanya balik : "lah terus karepmu opo? aku kudu piye? rabi ambek bapakmu a? ngaleh o cok ojo rame ae!"

Terpopuler Minggu Ini