30 Hari 30 Cafe : Rumah Opa
Dari luar terlihat seperti rumah tua biasa, siapa sangka Rumah Opa mampu menggeser Bara-bara Eat & Grill dan menjadi cafe nomor satu pilihan saya sebagai cafe ideal untuk sesi prewed. Mempertahankan bentuk asli sebuah rumah lawas, cafe ini berhasil tampil beda dari kebanyakan cafe kekinian. Lampu gantung nan klasik; tumpukan koper butut; piringan hitam musisi tahun 1960an; sofa model lama dan televisi antik; segala sesuatu di Rumah Opa ini seolah membawa kita pulang ke rumah yang penuh kenangan masa lalu. Persis seperti berkunjung ke rumah kakek nenek, pantas memang dengan namanya.
Kalau di bagian depan cocok untuk yang ingin ngobrol privat, bagian dalam cafe ini cocok untuk yang pengen berisik bareng teman. Meja panjang dan ruang terbuka bikin bagian dalam cafe ini ideal untuk kopdar atau ngumpul rame-rame. Yang datang sendirian, bisa duduk manis di depan bar. Rumah Opa memang menyediakan berbagai macam minuman beralkohol. Mulai dari yang standar semacam bir hingga yang berkelas. Tapi jangan khawatir, masih banyak menu minuman non alhokol lainnya. Selain bisa ngelihat bartender ngeracik minuman, kamu juga bisa lihat proses masaknya, secara dapur Rumah Opa ini berkonsep open kitchen.
Kesimpulannya? Soal kenyamanan dan gaya, cafe ini jelas di atas rata-rata. Soal rasa, di lidah saya Mocktail Sky Blue dan Choco Lava Cake rasanya biasa-biasa saja. Soal harga, hmm... saran saya jangan datang kesini pas tanggal tua. You will cry, serius.